Cara Menentukan Informasi Kesehatan yang Kredibel

Daftar Isi

 


Di era digital saat ini, mencari informasi tentang kesehatan menjadi sangat mudah. Cukup mengetik gejala di mesin pencari, kita bisa mendapatkan ribuan artikel, video, hingga testimoni pengguna. Namun, kemudahan ini juga membawa risiko besar: menjamurnya hoaks kesehatan dan informasi yang menyesatkan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui cara mengenali informasi kesehatan terpercaya agar tidak terjebak dalam jebakan informasi palsu.

Mengapa Penting Memilih Informasi Kesehatan yang Kredibel?

 

Ledakan Informasi dan Hoaks Medis di Era Digital

Menurut laporan dari Statista, ribuan konten bertema kesehatan dipublikasikan secara online setiap hari. Namun, tidak semua konten tersebut diverifikasi oleh tenaga ahli. Contoh nyata adalah klaim bahwa "air garam bisa menyembuhkan COVID-19," yang sempat viral namun tidak memiliki dasar ilmiah sama sekali. Hoaks seperti ini mudah tersebar karena dibalut narasi emosional dan mudah dipercaya.

Risiko Mengikuti Informasi yang Salah

Mengikuti informasi kesehatan yang salah bisa berdampak serius. Misalnya, seseorang dengan penyakit kronis yang memilih pengobatan herbal dari sumber tidak jelas dapat memperburuk kondisinya. Alih-alih mencari perawatan medis yang tepat, mereka justru tertunda dalam mendapatkan pengobatan yang seharusnya dilakukan sejak awal.

Pentingnya Literasi Kesehatan Digital

Literasi kesehatan digital adalah kemampuan untuk menemukan, memahami, dan mengevaluasi informasi kesehatan secara kritis. Dengan meningkatnya keterampilan ini, masyarakat dapat memilah sumber medis tepercaya dan menghindari jebakan informasi palsu. Literasi ini sangat penting, mengingat internet tidak memiliki filter otomatis yang membedakan informasi valid dan tidak valid.

 

Ciri-Ciri Informasi Kesehatan Terpercaya

Ditulis oleh Pakar atau Institusi Kompeten

Informasi yang kredibel biasanya ditulis atau direview oleh dokter, apoteker, ahli gizi, atau lembaga seperti Kementerian Kesehatan (Kemenkes), WHO, atau Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Pastikan nama dan kualifikasi penulis disebutkan secara jelas.

Referensi dari Jurnal Ilmiah atau Lembaga Kesehatan

Artikel kesehatan yang baik mencantumkan sumber dari jurnal ilmiah seperti The Lancet, BMJ, atau database seperti PubMed. Ini menunjukkan bahwa kontennya berbasis bukti (evidencebased) dan bukan sekadar opini.

Tidak Bombastis atau Menjanjikan "Penyembuhan Instan"

Judul yang terlalu sensasional seperti "Sembuh Total Tanpa Obat dalam 7 Hari!" adalah tanda peringatan. Informasi kesehatan terpercaya bersifat netral, menggunakan bahasa ilmiah yang tidak menggiring opini pembaca secara berlebihan.

Transparansi Sumber

Pastikan informasi mencantumkan tanggal publikasi, referensi yang digunakan, serta siapa yang menyusun atau meninjau artikel tersebut. Ini penting untuk melakukan verifikasi informasi kesehatan dan menilai apakah informasi masih relevan.

 Baca Juga: Mengatasi Kecemasan: Tips dan Trik yang Efektif



Sumber Informasi Kesehatan yang Disarankan

Website Pemerintah

Beberapa situs resmi seperti:

       kemenkes.go.id

       bpom.go.id

       satudata.kemkes.go.id

adalah sumber terpercaya karena dikurasi langsung oleh ahli kesehatan dan mengikuti standar regulasi nasional.

Organisasi Kesehatan Global

Platform seperti WHO.int dan CDC.gov menyajikan informasi yang telah diverifikasi secara global. Mereka juga memperbarui data secara berkala, terutama dalam kondisi darurat kesehatan seperti pandemi.

Media dengan Redaksi Medis

Beberapa media seperti:

       Mayo Clinic

       WebMD

       Healthline

memiliki tim redaksi medis dan mencantumkan label "reviewed by doctor" untuk memastikan isi konten sudah diperiksa oleh tenaga profesional.

Portal Edukasi Rumah Sakit dan Universitas

Rumah sakit seperti RSUP Dr. Sardjito dan institusi pendidikan seperti Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) juga menyediakan artikel edukatif, webinar, dan materi sosialisasi yang bisa dijadikan rujukan.

 

Cara Mengecek Kredibilitas Informasi Kesehatan

Gunakan Prinsip 3C: Cek Penulis, Cek Referensi, Cek Tanggal

Langkah pertama dalam cek fakta kesehatan online adalah menggunakan prinsip 3C:

       Cek Penulis: Apakah mereka punya latar belakang medis?

       Cek Referensi: Apakah ada kutipan dari jurnal atau institusi kesehatan?

       Cek Tanggal: Apakah informasi masih relevan dengan situasi saat ini?

Cek di Fact-Checking Tools

Gunakan layanan pengecekan fakta seperti:

   TurnBackHoax.id

   Google Fact Check Explorer           CekFakta.com untuk mengonfirmasi apakah informasi yang Anda baca pernah diidentifikasi sebagai hoaks.

 

Waspadai Informasi Viral di Media Sosial

Banyak hoaks kesehatan menyebar melalui media sosial, terutama dalam bentuk screenshot, testimoni anonim, atau video singkat tanpa sumber yang jelas. Jangan mudah percaya hanya karena kontennya viral.

Gunakan Platform Medis Ilmiah

Jika Anda ingin mengecek kebenaran klaim medis, gunakan platform seperti:

       PubMed

       ResearchGate

       National Library of Medicine


Sevenstar Digital