Bisa Nggak Jadi Atlet E-sports dan Tetap Fokus Sekolah?

Daftar Isi

 


Main game sambil tetap berprestasi di sekolah? Kedengarannya seperti mimpi bagi banyak pelajar. Namun, di tengah berkembangnya industri e-sports yang semakin menjanjikan, muncul pertanyaan besar: bisa nggak sih jadi atlet e-sports tapi tetap fokus belajar di sekolah?

Jawabannya: bisa banget. Tapi tentu saja, nggak semudah membalik telapak tangan.

 

E-sports: Karier Serius, Bukan Cuma Main-main

Bagi sebagian orang tua, kata "e-sports" masih terdengar asing, bahkan dianggap sebatas hobi yang buang-buang waktu. Padahal, dunia e-sports kini sudah sejajar dengan cabang olahraga lainnya, lengkap dengan turnamen skala internasional dan hadiah miliaran rupiah.

Namun, menjadi atlet e-sports profesional bukan cuma soal jago main game. Ada latihan rutin, analisis gameplay, hingga kerja sama tim yang intensif. Banyak tim e-sports profesional punya jadwal latihan ketat, mulai pagi sampai malam. Nah, di sinilah tantangannya muncul—gimana bisa tetap sekolah kalau waktu habis buat latihan?

 

Sekolah Tetap Penting, Nggak Bisa Ditinggal

Walaupun e-sports menjanjikan karier cerah, bukan berarti pendidikan bisa diabaikan. Banyak atlet muda yang akhirnya kembali ke dunia akademis karena karier di e-sports itu tidak selamanya. Ada batas usia, risiko cedera (termasuk mental fatigue), bahkan kompetisi yang makin ketat.

Pendidikan adalah fondasi utama. Pengetahuan, skill non-teknis, dan gelar pendidikan bisa jadi penyelamat kalau nanti harus pindah jalur karier. Selain itu, banyak tim besar sekarang lebih memilih atlet yang bisa berpikir taktis, cepat, dan punya kemampuan komunikasi—skill yang diasah di sekolah.

Baca Juga: Sejarah dan Perkembangan E-sports di Indonesia



Bisa, Kalau Tahu Cara Bagi Waktu

Kuncinya ada di manajemen waktu. Misalnya, Alvin, pelajar SMA di Jakarta yang juga semi-pro player di game MOBA, punya rutinitas harian yang ketat. Pagi sekolah, sore latihan, malam review gameplay sambil tetap menyempatkan belajar.

Ia bilang, “Kalau bisa atur ritme, dua-duanya jalan kok. Tapi harus disiplin, dan jangan suka tunda-tunda tugas sekolah.”

Selain itu, dukungan dari orang tua dan sekolah juga krusial. Sekolah yang fleksibel, guru yang suportif, dan keluarga yang paham potensi e-sports bisa bikin jalan ini jadi lebih mulus.

 

Sekolah yang Mulai Dukung E-sports? Ada!

Beberapa sekolah dan kampus di Indonesia sudah mulai melek e-sports. Misalnya, ada program ekstrakurikuler e-sports, kompetisi antarsekolah, bahkan beasiswa kuliah buat gamer berprestasi.

Langkah ini sejalan dengan tren global. Di negara seperti Korea Selatan, Amerika, dan Jepang, sudah banyak sekolah yang memasukkan e-sports ke kurikulum. Harapannya, siswa bisa mengejar dua hal sekaligus: prestasi akademik dan prestasi digital.


Tips Buat Kamu yang Mau Coba

Kalau kamu tertarik jadi atlet e-sports tapi juga nggak mau ninggalin sekolah, berikut beberapa tips:

  1. Bikin jadwal harian dan patuhi. Bedakan waktu latihan dan belajar.
  2. Komunikasikan ke orang tua dan guru. Supaya mereka tahu dan bisa dukung.
  3. Prioritaskan kesehatan. Tidur cukup dan tetap aktif fisik.
  4. Cari komunitas yang positif. Lingkungan yang sehat bakal bantu kamu berkembang.

Ikut turnamen sambil tetap belajar. Mulai dari komunitas lokal dulu.


Sevenstar Digital