Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Digital

Daftar Isi

 



Di era digital yang serba cepat ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Dari membuka mata di pagi hari hingga sebelum tidur di malam hari, notifikasi dan linimasa media sosial terus mengiringi aktivitas. Namun, di balik kemudahan berkomunikasi dan berbagi informasi, ada dampak tersembunyi yang mulai dirasakan pada kesehatan mental digital kita. Bagaimana sebenarnya media sosial memengaruhi keseimbangan digital dan kesejahteraan psikologis pengguna? Mari kita telusuri bersama.

 

Apa Itu Kesehatan Mental Digital?

Kesehatan mental digital adalah kondisi emosional dan psikologis seseorang yang berkaitan dengan penggunaan teknologi digital dan media sosial. Istilah ini menekankan pentingnya mengelola stres akibat overload informasi digital dan menjaga keseimbangan digital antara dunia maya dan dunia nyata.

Berbeda dengan kesehatan mental secara umum, kesehatan mental digital fokus pada dampak negatif seperti notifikasi yang mengganggu konsentrasi, kecanduan media sosial, hingga tekanan sosial yang sering muncul di platform digital.

Mengapa Kesehatan Mental Digital Penting?

Dalam dunia yang serba terhubung, menjaga digital well-being sangat krusial untuk mempertahankan fokus dan konsentrasi, serta menghindari kelelahan mental yang disebabkan oleh konsumsi konten tanpa henti. Teknik produktivitas dan strategi kerja cerdas dapat membantu dalam mengelola waktu dengan efektif agar tidak terjebak dalam lingkaran stres digital.


Baca Juga: 10 Tren Teknologi yang Mengubah Dunia Digital




 

Dampak Negatif Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Digital

Kecemasan dan FOMO (Fear of Missing Out)

Fenomena FOMO sangat umum di kalangan generasi Z, terutama pengguna Instagram, TikTok, dan Snapchat. Ketika melihat unggahan tentang liburan mewah, pencapaian besar, atau kehidupan yang terlihat sempurna, banyak pengguna merasa tertinggal dan kurang percaya diri.

Studi University of Essex (2021) menunjukkan bahwa intensitas FOMO berkorelasi dengan peningkatan kecemasan sosial, terutama pada remaja dan dewasa muda yang paling aktif di media sosial.

Cyberbullying dan Toxic Culture

Media sosial juga bisa menjadi ruang bagi toxic culture, termasuk cyberbullying, body shaming, dan komentar negatif yang berulang. Pew Research (2022) melaporkan bahwa lebih dari 59% remaja pernah mengalami bentuk cyberbullying, yang dapat menimbulkan stres berkepanjangan, menurunkan harga diri, dan memicu depresi.

Adiksi dan Doomscrolling

Notifikasi instan dan fitur “like” memicu perilaku adiktif. Algoritma yang dipersonalisasi membuat pengguna terus-menerus membuka media sosial, terjebak dalam doomscrolling—melihat berita buruk secara terus menerus yang menguras energi mental dan mengganggu pola tidur serta fokus.

American Psychological Association menyebut kondisi ini sebagai distress digital, yang berdampak buruk pada kesehatan mental dan performa sehari-hari.

 

Manfaat Media Sosial Jika Digunakan dengan Bijak

Dukungan Sosial dan Komunitas Positif

Meski ada sisi gelapnya, media sosial juga dapat menjadi sumber dukungan emosional. Grup komunitas di Facebook, Reddit, dan Discord memberi rasa keterhubungan, terutama bagi mereka yang merasa terisolasi.

Akses Informasi Kesehatan Mental

Banyak akun di media sosial yang aktif menyebarkan edukasi self-care dan teknik mengelola stres, meningkatkan awareness tentang pentingnya kesehatan mental digital. Contohnya: @sehatmental.id dan @thepsychologygroup yang menyediakan konten informatif dan inspiratif.

Ruang Ekspresi Diri

Bagi sebagian orang, media sosial menjadi sarana menyalurkan kreativitas melalui seni digital, journaling online, atau menulis refleksi diri. Aktivitas ini bisa berfungsi sebagai terapi yang membantu dalam pemrosesan emosi dan menjaga keseimbangan psikologis.

 

Tips Menjaga Kesehatan Mental Digital

  1. Tetapkan Batas Waktu Penggunaan
    Terapkan prinsip digital detox, seperti menetapkan 2 jam bebas layar setiap malam untuk memulihkan fokus dan konsentrasi. Ini membantu mengurangi overload informasi digital.
  2. Kurasi Konten dengan Bijak
    Unfollow akun-akun yang memicu perasaan insecure atau stres. Pilih konten yang memberikan energi positif dan informasi bermanfaat.
  3. Manfaatkan Fitur Digital Wellbeing
    Gunakan fitur seperti “mute”, “limit screen time” di Android dan iOS untuk mengontrol durasi penggunaan media sosial.
  4. Kenali Tanda-tanda Stres Digital
    Perhatikan gejala mudah tersinggung, kelelahan, sulit tidur, atau gangguan fokus sebagai tanda perlu mengambil jeda dari dunia digital.
  5. Gunakan Teknik Produktivitas dan Metode Belajar Efisien
    Implementasikan strategi kerja cerdas dan metode belajar yang memaksimalkan fokus agar tetap produktif tanpa terbebani oleh gangguan digital.

 

Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?

Jika dampak negatif media sosial sudah mulai memengaruhi produktivitas, hubungan sosial, atau kesejahteraan hidup Anda, saatnya mencari pertolongan profesional.

Tanda-tanda yang harus diwaspadai:

  • Perasaan cemas atau sedih berkepanjangan
  • Menarik diri dari lingkungan sosial
  • Sulit berhenti menggunakan media sosial meski merasa lelah

Sevenstar Digital