Ribuan Pengunjung Padati Festival Kuno Kini 2025, UMKM Panen, Budaya Lokal Makin Bersinar

Daftar Isi

 

Ribuan Pengunjung Padati Festival Kuno Kini 2025


KEDIRI – Panggung megah, aroma jajanan jadul, sampai reog yang sukses bikin penonton merinding. Festival Kuno Kini 2025 yang digelar di kawasan Simpang Lima Gumul, Kabupaten Kediri, jadi magnet besar.

Bukan cuma soal hiburan, tapi juga soal kebanggaan akan budaya yang mulai naik daun lagi.

 

Diselenggarakan oleh Jawapos Radar Kediri bersama Pemerintah Kabupaten Kediri, festival ini berlangsung selama sepuluh hari sejak Jumat (23/5).

Sejak hari pertama, kawasan Taman Hijau SLG diserbu pengunjung dari berbagai daerah. Parkiran penuh, antrean mengular, dan hampir semua stan UMKM laris manis.

 

“Ini baru festival, bukan cuma lihat-lihat, tapi juga ikut ngerasain,” celetuk Rahmad, pengunjung asal Ngadiluwih, sambil menikmati cenil tabur kelapa yang viral karena omzetnya tembus Jutaan Rupiah per hari.

 

Ribuan Pengunjung Padati Festival Kuno Kini 2025, UMKM Panen, Budaya Lokal Makin Bersinar


Budaya Jadi Sorotan, Dagangan Laris

Di tengah maraknya event musik dan konser besar, Festival Kuno Kini hadir dengan nuansa berbeda. Di panggung utama, Sanggar Tari Kameswara tampil membawakan Tari Nritya Kediri. Tak jauh dari sana, barisan jaranan menari diiringi gamelan dan teriakan khas warok.

Di sisi lain, puluhan UMKM kuliner dan kriya lokal berjajar rapi. Ada jenang grendul, cenil, sate bekicot, sampai batik dan kerajinan akar jati. Bu Tuminem, pedagang cenil asal Mojo, mengaku kaget dengan antusiasme pengunjung.

 

“Biasanya jualan di pasar paling laku 30 bungkus. Di sini bisa 200 bungkus sehari,” ujarnya sembari menata loyang penuh cenil warna-warni.

 

Daya Tarik Tak Hanya di Atas Panggung

Selain pertunjukan dan bazar, pengunjung juga bisa ikut workshop membatik, lomba dolanan tradisional, sampai penampilan berbagai budaya Kediri.

Raihan, salah satu panitia, menyebut Festival Kuno Kini adalah ruang bertemunya generasi tua dan muda. “Kami ingin budaya Kediri tidak hanya dikenang, tapi juga dirayakan. Caranya ya dengan menyajikan yang kuno, tapi dalam kemasan kini,” jelasnya.

Menurut data dari panitia, jumlah pengunjung selama tiga hari pertama mencapai lebih dari 10 ribu orang. Bahkan ada stan yang mencatat transaksi hingga jutaan rupiah.

 

Ribuan Pengunjung Padati Festival Kuno Kini 2025, UMKM Panen, Budaya Lokal Makin Bersinar


Dukungan Pemerintah dan Harapan ke Depan

Kediri butuh lebih banyak event seperti ini. Bukan hanya mempromosikan daerah, tapi juga memberikan ruang aktualisasi untuk budaya yang nyaris terlupakan.

 

Melihat antusiasme yang luar biasa, Festival Kuno Kini berpotensi menjadi agenda tahunan dan ikon baru wisata budaya di Kediri. Beberapa komunitas dari luar kota pun sudah mengungkapkan ketertarikannya untuk berpartisipasi tahun depan.

 

“Kalau bisa tahun depan dibuat lebih panjang waktunya, biar makin banyak yang datang dan terlibat,” harap Rado, pengunjung asal Malang yang sengaja datang bersama temannya.

 

Penutup: Ketika Kuno Tak Lagi Tertinggal

Di tengah gegap gempita musik pop dan festival modern, Festival Kuno Kini menunjukkan bahwa yang tradisional belum tentu tertinggal. Justru ketika dibalut dengan kreativitas dan semangat kolaborasi, budaya bisa jadi tren, bisa jadi tontonan, dan bisa jadi kebanggaan.

 

Festival Kuno Kini bukan sekadar festival. Ia adalah bukti bahwa Kediri punya cara sendiri untuk menatap masa depan—dengan tidak melupakan akar masa lalu.


Sevenstar Digital