Sekolah Rakyat: Solusi Pendidikan untuk Semua Tingkat Sosial

Daftar Isi

Tak semua anak Indonesia bisa mengakses bangku sekolah formal. Jarak, biaya, hingga hambatan sosial menjadi tembok besar bagi sebagian masyarakat. Namun, siapa bilang Pendidikan hanya bisa di dapatkan di ruang kelas dengan papan tulis dan seragam? Hadirnya Sekolah Rakyat menjadi jawaban dari tantangan itu.

Apa Itu Sekolah Rakyat?

Sekolah Rakyat adalah bentuk pendidikan non-formal yang berbasis komunitas. Program ini digagas sebagai respons terhadap kesenjangan akses pendidikan, khususnya bagi masyarakat marginal: anak jalanan, penyandang disabilitas, warga di pelosok, hingga keluarga miskin kota.
Berbeda dari sekolah pada umumnya, Sekolah Rakyat tidak menuntut seragam, ijazah, atau kurikulum baku. Pendidikan ini terdapat dari semangat gotong royong dan kepedulian sosial.

"Sekolah Rakyat adalah wujud nyata bahwa pendidikan bisa hadir di mana saja, oleh siapa saja, untuk siapa saja," ujar Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Siapa yang Menjalankan?

Program ini dikelola oleh Kementerian Sosial, bekerja sama dengan berbagai unsur masyarakat seperti LSM, tokoh lokal, dan relawan. Mereka membentuk kelompok belajar yang menyatu dengan lingkungan sekitar. Contohnya di Sentra Terpadu Pangudi Luhur, Bekasi. Sekolah Rakyat di sini berjalan bersamaan dengan layaann rehabilitasi sosial. Anak-anak belajar membaca, berhitung, hingga keterampilan hidup seperti bertani atau membuat kerajinan tangan.

Apa Tujuannya?

Tujuan utama Sekolah Rakyat adalah memberdayakan kelompok rentan melalui pendidikan. Fokusnya adalah inklusi sosial, peningkatan kapasitas diri, serta membuka peluang agar setiap individu bisa berkembang tanpa diskriminasi.
Sekolah ini menjadi jembatan menuju kehidupan yang lebih baik. Anak-anak yang sebelumnya terputus dari sistem pendidikan, kini bisa kembali belajar dalam suasana yang nyaman dan manusiawi.


Apa Bedanya dengan Sekolah Formal?

Banyak perbedaan mendasar. Sekolah Rakyat:
• Tidak memakai sistem ujian formal.
• Tidak mengharuskan gedung sekolah.
• Kurikulum disusun secara kontekstual dan fleksibel.
• Tenaga pendidik berasal dari masyarakat sekitar yang memiliki semangat berbagi.


Dengan pendekatan ini, peserta didik tidak hanya mendapat ilmu akademik, tapi juga keterampilan yang relevan dengan kebutuhan sehari-hari.

Dukungan Pemerintah dan Arah ke Depan
Pemerintah menyadari bahwa Sekolah Rakyat bukan hanya solusi darurat. Kemensos kini tengah menyusun regulasi agar program ini terintegrasi dalam sistem pembangunan nasional. Ini mencakup dukungan anggaran, pelatihan fasilitator, serta monitoring program.

"Ke depan, Sekolah Rakyat harus jadi sistem. Bukan lagi inisiatif satu-dua komunitas," kata Dirjen Rehabilitasi Sosial, Pepen Nazaruddin.
Selain itu, pendaftaran relawan dibuka sepanjang tahun, memungkinkan siapa saja yang peduli untuk ikut andil dalam gerakan ini.

Sekolah yang Membuka Pintu Harapan

Sekolah Rakyat adalah gambaran nyata bahwa pendidikan tak harus mahal atau formal. Ia hadir dari semangat berbagi, dengan pendekatan yang sederhana namun berdampak.
Dengan semakin banyaknya komunitas belajar, akses pendidikan pun menjadi lebih merata. Karena sejatinya, belajar bukan hanya soal nilai dan rapor, tapi tentang bagaimana setiap manusia bisa tumbuh dan berkembang.


Pendidikan bukan milik segelintir orang. Sekolah Rakyat membuktikan, bahwa belajar adalah hak setiap warga negara, di mana pun mereka berada.

Sevenstar Digital