Gaya Desain Art and Crafts Pra Modern: Kembali ke Akar Seni

Daftar Isi

 

Ilustrasi Gaya Desain Art and Crafts Pra Modern

PORTAL WAWASAN - Di tengah dominasi produksi massal dan mesin, gaya desain Art and Crafts pra modern lahir sebagai bentuk perlawanan.

Di tengah gempuran Revolusi Industri, sebuah gelombang perlawanan ini ingin mengembalikan sentuhan manusia dalam seni dan desain.

Gerakan ini bukan hanya sekadar gaya, melainkan sebuah filosofi yang menjunjung tinggi keaslian, kejujuran material, dan keterampilan tangan.

Kejadian di Inggris pada akhir abad ke-19, Art and Crafts menjadi pengingat bahwa keindahan tak hanya soal bentuk, tapi juga tentang makna, proses, dan hubungan antara manusia dan benda yang diciptakannya.

Kini, di era digital dan serba instan, semangat gaya desain ini justru semakin relevan.

 

Latar Sejarah Gerakan Art and Crafts

 

William Morris dan awal mula kritik terhadap produksi massal

William Morris, seorang seniman dan desainer tokoh utama dalam gerakan ini, mengecam benda-benda produksi industri yang dianggap miskin estetika dan tidak manusiawi.

 

Kutipan terkenal William: “Have nothing in your houses that you do not know to be useful or believe to be beautiful.”

Intinya, kutipan ini mendorong kita untuk hidup lebih bijaksana dengan barang-barang yang kita miliki, dengan fokus pada kualitas dan keindahan daripada kuantitas. 

 

Pengaruh filosofi John Ruskin terhadap nilai-nilai estetika dan etika kerja

John Ruskin, seorang kritikus seni dan reformis sosial, adalah mentor Morris,

meyakini bahwa pekerjaan kreatif harus membawa martabat dan makna bagi pekerjanya—gagasan yang menginspirasi Morris.

 

Gagasan Ruskin tentang "honesty of materials" dan "joy in labor" menjadi dasar filosofis Art and Crafts.

Ia percaya bahwa sebuah benda akan lebih indah jika pembuatnya bahagia saat mengerjakannya.

 

Perkembangan gerakan di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia

Gerakan ini menyebar, memengaruhi gaya bungalow di AS, desain Jugendstil di Jerman, dan bahkan kerajinan tangan di Jepang dan India.

Contoh: Di Amerika, berkembanglah Craftsman style yang dipopulerkan oleh Gustav Stickley.

Di Jerman, Deutscher Werkbund, meskipun lebih menerima mesin, tetap terinspirasi oleh kualitas pengerjaan tangan.

Di Jepang, gerakan Mingei (seni rakyat) memiliki kemiripan filosofis dengan Art and Crafts dalam menghargai kerajinan tangan sehari-hari.

 

Karakteristik Unik Gaya Art and Crafts

 

Desain fungsional

Berbeda dengan Victorian yang cenderung rumit, Art and Crafts mengutamakan fungsi dan kesederhanaan, namun tetap memiliki detail yang dibuat dengan cermat dan sederhana.

 

Contoh: Furnitur dengan sambungan kayu yang terlihat (mortise and tenon), paku tempa sebagai elemen dekoratif, atau sedikit ukiran pada tepi furnitur.

 

Penggunaan bahan alami: kayu solid, logam tempa, dan kaca patri

Material dibiarkan menunjukkan karakteristik aslinya, tanpa pewarnaan atau penutup yang berlebihan.

 

Contoh: Kayu ek padat yang dipernis atau di-stain ringan, tembaga atau besi tempa untuk perangkat keras dan lampu, serta kaca patri dengan pola organik atau geometris.

 

Keterampilan tangan sebagai jiwa dari setiap karya

Nilai sebuah benda terletak pada pengerjaan tangan yang teliti dan unik, bukan pada kesempurnaan mesin.

Cacat kecil pun dianggap sebagai bukti otentisitas.

 

Contoh: Keramik dengan guratan tangan yang terlihat, jahitan tangan pada tekstil, atau jejak palu pada logam tempa.

 

Ornamen terinspirasi dari alam: dedaunan, bunga, dan hewan

Motif dekoratif banyak mengambil inspirasi dari flora dan fauna lokal, direpresentasikan secara stilistik namun tetap dikenali.

 

Contoh: Pola mawar, tulip, burung, atau ranting pohon pada wallpaper, karpet, atau panel kayu.

 

Ekspresi Art and Crafts dalam Ruang dan Produk Seni

 

Arsitektur rumah-rumah bungalow

Bangunan dirancang untuk berintegrasi dengan lingkungan, seringkali dengan atap rendah, beranda lebar, dan material lokal.

 

Contoh: Greene & Greene's Gamble House di Pasadena, California, dengan atap menjorok, jendela casement, dan penggunaan kayu ek yang dominan.

 

Interior yang memadukan kepraktisan dan keindahan alami

Ruangan terasa lapang, terang, dan nyaman, dengan furnitur yang kokoh dan dekorasi yang bersahaja.

 

Contoh: Dinding panel kayu, perapian batu bata, jendela besar untuk cahaya alami, dan palet warna alami (hijau, cokelat, krem).

 

Mebel handmade

Furnitur dibuat untuk bertahan lama, dengan fokus pada konstruksi yang solid dan kenyamanan.

 

Contoh: Kursi Mission Style, meja makan besar dari kayu solid, rak buku dengan desain yang sederhana namun kuat.

 

Kriya tekstil, keramik, dan kaca patri

Produk-produk ini tidak hanya fungsional tetapi juga dianggap karya seni yang indah, dibuat dengan tangan terampil.

 

Contoh: Karpet tenun tangan dengan pola bunga, vas keramik dengan glasir organik, atau lampu Tiffany dengan nuansa kaca patri yang detail.

 

Nilai dan Filosofi yang Membentuk Gaya Art and Crafts

 

“Truth to materials”: kejujuran terhadap karakter asli bahan

Bahan tidak disembunyikan atau dimanipulasi secara berlebihan; keindahan inherennya ditonjolkan.

 

Contoh: Butiran kayu dibiarkan terlihat, sambungan logam diperlihatkan, dan tekstur alami kain dipertahankan.

 

Anti kemewahan berlebihan

Gerakan ini menolak ornamen berlebihan dan tampilan kemewahan yang kosong, mengutamakan keindahan yang berasal dari pengerjaan dan bahan berkualitas.

 

Contoh: Kontras dengan gaya Victorian yang kaya ornamen, Art and Crafts lebih memilih garis bersih dan bentuk yang jujur.

 

Harmoni antara fungsi, bentuk, dan keberlanjutan

Setiap desain dipertimbangkan dari segi kegunaan, estetika, dan dampak lingkungannya (meskipun konsep keberlanjutan belum sepopuler sekarang, penggunaan material lokal dan tahan lama adalah bentuk awal).

 

Contoh: Furnitur yang dirancang untuk mudah diperbaiki atau diwariskan, daripada dibuang.

 

Seni sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, bukan hanya pajangan

Tujuan utama adalah membuat barang-barang indah yang dapat digunakan dan dinikmati dalam kehidupan sehari-hari oleh semua orang, bukan hanya kaum elit.

 

Contoh: Peralatan dapur yang dibuat dengan indah, keranjang tenun, atau ubin lantai bermotif yang artistik.

 

Pengaruh Gaya Art and Crafts Terhadap Desain Modern dan Kontemporer

 

Warisan pada gerakan Bauhaus dan desain Skandinavia

Prinsip fungsionalitas, kesederhanaan bentuk, dan kejujuran material dari Art and Crafts menjadi pondasi bagi gerakan desain modern berikutnya.

 

Contoh: Bauhaus menekankan fungsi dan produksi yang efisien, sementara desain Skandinavia dikenal dengan kesederhanaan, penggunaan kayu alami, dan ergonomi.

 

Kebangkitan slow design dan desain ramah lingkungan

Di era modern, semakin banyak desainer dan konsumen yang mencari produk yang diproduksi secara etis, berkelanjutan, dan memiliki cerita di baliknya, mirip dengan filosofi Art and Crafts.

 

Contoh: Gerakan slow fashion, produksi kerajinan lokal, dan desain produk dari bahan daur ulang.

 

Inspirasi dalam gaya Japandi dan minimalis natural

Perpaduan estetika Jepang (wabi-sabi) dan Skandinavia yang menekankan kesederhanaan, fungsi, dan material alami sangat mirip dengan nilai-nilai Art and Crafts.

 

Contoh: Interior dengan dominasi kayu terang, tekstil linen, dan keramik buatan tangan yang tidak sempurna.

 

Peran pengrajin modern dalam menjaga semangat Art and Crafts

Di tengah dominasi industri, masih banyak pengrajin yang setia pada metode tradisional, menjaga keahlian dan semangat Art and Crafts tetap hidup.

 

Contoh: Tukang kayu yang membuat furnitur pesanan, seniman keramik, atau perajin kulit yang bekerja di studio kecil.



Sevenstar Digital