Kebangkitan Tekstil Indonesia: Menjahit Ulang Kejayaan dari Pangkal Lokal

Daftar Isi

Kebangkitan Tekstil Indonesia: Menjahit Ulang Kejayaan dari Pangkal Lokal

Indonesia sempat jadi salah satu produsen tekstil terbanyak di Asia Tenggara. Saat ini di tengah transformasi digital industri serta semangat kembali ke produk dalam negara zona tekstil mengalami kesempatan emas buat bangkit.

Tetapi pertanyaannya: cukupkah sokongan warga lokal serta kebijakan pemerintah buat menjahit kembali kejayaan yang dahulu sempat terpatri?

Bayang-Bayang Kejayaan: Kala Tekstil Jadi Raja Ekonomi

Di masa jayanya, industri tekstil serta produk tekstil (TPT) meresap jutaan tenaga kerja serta menyumbang lebih dari 10% nilai ekspor manufaktur nasional. Dari sentra semacam Bandung, Majalaya, sampai Pekalongan, deru mesin jahit serta sulam merupakan denyut nadi ekonomi warga lokal.

dahulu satu kampung dapat hidup dari satu pabrik tekstil. Anak muda bangga kerja di sana tutur Rino Pratama, pelakon industri konveksi asal Cimahi.

Tetapi sayangnya, mesin-mesin tua serta arus benda impor murah lama-lama menggerus kejayaan itu. Informasi Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengatakan lebih dari 30% pabrik tekstil skala menengah serta kecil gulung tikar dalam satu dekade terakhir.

Kenapa Industri Tekstil Meredup?
Serangan Produk Impor serta Permasalahan Teknologi

Salah satu biang keladi merupakan derasnya produk asing dari Cina serta Vietnam yang memencet harga pasar. Ditambah lagi, 70% mesin tekstil di Indonesia sudah berumur lebih dari 20 tahun, bagi berdasarkan Kemenperin.

Kebijakan yang Kurang Tidak berubah-ubah

Permasalahan lain tiba dari tumpang tindih peraturan ekspor-impor bahan baku, keterlambatan insentif fiskal, serta belum optimalnya penerapan kebijakan industri berkepanjangan Perihal ini membuat banyak pelakon usaha kesusahan berinovasi di tengah pasar global yang terus menjadi kompetitif.

Baca Juga : Efektivitas Bansos: Evaluasi Program Bantuan Sosial

Kebangkitan Tekstil Indonesia: Menjahit Ulang Kejayaan dari Pangkal Lokal
Sumber : Mongabai

Menciptakan Harapan dari Pangkal Kedudukan Warga Lokal serta UMKM

Bangkitnya Gairah Lokal
Tren lokalitas serta eco-fashion membuka ruang baru. Merek-merek fesyen berbasis wastra Nusantara, semacam batik, tenun, serta songket, saat ini mulai menemukan tempat di pasar premium.


UMKM tekstil yang menggunakan platform digital saat ini menjangkau pasar lebih luas. Inilah bagian dari transformasi digital industri yang mulai memegang susunan pangkal rumput.

Menata Ulang Ekosistem Industri

Kedudukan pemerintah serta Peta Jalur Industri departemen. Perindustrian lewat Making Indonesia 4.0 sudah menetapkan tekstil selaku zona prioritas. Fokusnya meliputi:

  • Revitalisasi mesin serta teknologi penciptaan
  • Penguatan rantai pasok dalam negeri
  • Pelatihan tenaga kerja industri tekstil

Kebangkitan industri tekstil tidak dapat cuma tergantung pada pasar. Wajib terdapat kemitraan strategis antara pemerintah, pelakon usaha, serta warga.

Kerja sama buat Industri Kreatif Nasional

Dengan sokongan dari zona industri kreatif nasional, tekstil dapat jadi bagian dari ekosistem yang menyatukan fesyen, budaya, serta teknologi. Inisiatif semacam textile innovation hub, inkubator UMKM berbasis wilayah sampai kemitraan pembelajaran vokasi butuh dipercepat.


Menjahit Harapan di Tengah Tantangan

Kebangkitan industri tekstil Indonesia tidak hendak terjalin dalam tadi malam Tetapi dari geliat warga lokal, semangat UMKM, serta arah kebijakan pemerintah yang lebih progresif, benang-benang harapan itu mulai terjalin.

Masa depan industri tekstil Indonesia tidak lagi semata-mata tentang ekspor serta angka penciptaan Ini tentang gimana kita sebagai bangsa menjahit masa depan dengan menghargai pangkal budaya serta membuka jalur untuk inovasi berkepanjangan

Sevenstar Digital