Soft Girl Aesthetic: Bukan Hanya Mode Tetapi Lifestyle
Jika kalian kerap scroll TikTok, Instagram, atau Lemon8, tentu tidak asing dengan tren soft girl aesthetic. Warna pastel, pipi merona, outfit imut, dan aura manis sering kali mendominasi feed media sosial. Namun sesungguhnya, soft girl aesthetic bukan sekadar soal gaya berpakaian — ini adalah sebuah gaya hidup yang merayakan kelembutan, cinta diri, dan energi positif di tengah dunia yang serba cepat.
Artikel ini akan membahas lebih
dalam tentang apa itu soft girl aesthetic, mengapa tren ini begitu
populer, dan bagaimana kalian bisa mulai menjalani gaya hidup ini secara alami
tanpa terkesan dipaksakan.
Apa
Itu Soft Girl Aesthetic?
Dilihat sekilas, soft girl
aesthetic memang erat kaitannya dengan tampilan visual. Ciri khasnya adalah
warna-warna pastel seperti pink muda, biru langit, dan lavender; motif floral;
serta busana seperti sweater oversized atau rok plisket. Riasan wajah pun
cenderung natural dan segar, dengan pipi bersemu merah, bulu mata lentik alami,
serta bibir glossy yang memberikan kesan muda dan ceria.
Namun lebih dari itu, aesthetic
ini mencerminkan sikap lembut, ramah, dan penuh kasih sayang. Gaya ini
menekankan penerimaan terhadap diri sendiri, termasuk ketidaksempurnaan yang
ada. Tidak harus selalu feminin berlebihan atau mencolok — cukup menampilkan
sisi lembut dalam diri kita secara jujur dan otentik.
Gaya
Hidup di Balik Penampilan
Soft girl aesthetic telah berkembang menjadi gaya hidup yang menekankan
perawatan diri secara menyeluruh — fisik, emosional, dan spiritual. Gaya hidup
ini mengajak kita untuk memperlambat ritme, menikmati momen-momen kecil, dan
mengutamakan kebaikan, terutama pada diri sendiri.
Ritual-ritual yang kerap dijalani
meliputi journaling, meditasi, perawatan kulit yang menenangkan, serta
menciptakan suasana rumah yang nyaman dan estetis. Di sisi lain, gaya hidup ini
juga mengajak untuk lebih jujur pada perasaan, lebih peka terhadap kebutuhan
diri, serta terbuka terhadap pertumbuhan emosional.
Di tengah dunia yang penuh tekanan
dan kompetisi, gaya hidup ini bisa menjadi semacam bentuk perlawanan yang
lembut — memilih kebaikan daripada sinisme, dan kelembutan daripada kekerasan.
Baca Juga:Budgeting untuk Hidup Gaya Tapi Tetap Irit
Mengapa
Soft Girl Aesthetic Jadi Tren?
Popularitas soft girl aesthetic
tidak muncul begitu saja. Ada beberapa faktor yang mendorong tren ini menjadi
sangat diminati, terutama di kalangan Gen Z:
- Kekuatan Media Sosial: TikTok dan Instagram dipenuhi konten tutorial, OOTD,
hingga rekomendasi produk bertema soft girl, yang membuat tren ini
cepat menyebar dan ditiru.
- Pelarian dari Realita: Gaya ini menawarkan rasa aman, nyaman, dan damai —
seolah menjadi pelarian dari dunia nyata yang serba sibuk dan penuh
tekanan.
- Mudah dan Terjangkau:
Tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Barang-barang bertema soft girl
seperti kardigan rajut, scrunchie pastel, atau lip gloss natural mudah
ditemukan dan ramah di kantong.
- Komunitas Positif:
Bergabung dengan tren ini berarti menjadi bagian dari komunitas yang
saling mendukung, berbagi inspirasi, dan menyebarkan energi positif.
Cara
Memulai Gaya Hidup Soft Girl
Tertarik mencoba gaya hidup soft
girl? Tidak perlu langsung berubah drastis. Mulailah dari langkah kecil
yang bisa kamu lakukan secara bertahap.
1.
Segarkan Lemari Pakaian
Pilih pakaian dengan warna-warna
pastel seperti pink lembut, lavender, mint, atau biru muda. Fokus pada
kenyamanan dan kesan manis, seperti sweater rajut, rok plisket, atau kemeja
longgar. Tambahkan aksesoris kecil seperti scrunchie, jepit rambut warna-warni,
atau kalung simpel untuk sentuhan akhir yang manis.
Tidak perlu langsung mengganti semua
isi lemari — cukup dengan satu atau dua item sudah bisa memberikan nuansa baru
yang lembut dan menyenangkan.
2.
Makeup Natural dan Glowing
Citra soft girl identik
dengan makeup yang ringan dan segar. Gunakan tinted moisturizer untuk hasil
akhir yang ringan, blush on krim di pipi dan hidung untuk efek
"sun-kissed", bulu mata yang lentik alami, serta lip gloss bening
untuk kesan bibir sehat dan bercahaya. Tujuannya bukan untuk mengubah wajah,
tetapi menonjolkan kecantikan alami yang sudah ada.