Tidur di Lantai: Gaya Hidup Jepang yang Lagi Tren
Pernah dengar soal gaya hidup tidur di lantai? Tren yang terinspirasi dari budaya Jepang ini mulai banyak dilirik anak muda urban di Indonesia. Bukan cuma soal “nyentrik”, tapi juga menyentuh aspek kesehatan, minimalisme, dan pencarian gaya hidup yang lebih selaras dengan tubuh.
Yuk, simak lebih dalam tren yang sedang ramai dibahas di media sosial ini.
Fenomena Tidur di Lantai dan Asal-usulnya
Tradisi Jepang yang Mendunia
Tidur langsung di lantai menggunakan futon atau alas tidur tipis khas Jepang sudah jadi budaya turun-temurun di Negeri Sakura. Alih-alih kasur besar dan ranjang tinggi, orang Jepang terbiasa tidur di lantai beralas tatami atau karpet tipis.
Gaya tidur ini makin populer secara global berkat pengaruh budaya pop seperti anime, vlog traveling Jepang, hingga tren minimalist living. Kini, tren ini mulai masuk ke kalangan muda Indonesia yang ingin hidup lebih sederhana dan sadar ruang.
Apa Kata Sains dan Dunia Kesehatan?
Tidur di permukaan lebih keras dipercaya memiliki efek positif untuk postur tubuh. Beberapa penelitian menyebut tidur di permukaan datar bisa membantu meluruskan tulang belakang dan meredakan nyeri punggung.
Namun, ini tidak berlaku untuk semua orang. Ahli ortopedi dan fisioterapis mengingatkan bahwa tidur di lantai bisa memperparah kondisi bagi mereka yang memiliki masalah tulang belakang, radang sendi, atau lansia.
Jadi, penting banget untuk memahami kondisi tubuh sebelum mencoba gaya tidur ini.
Kenapa Anak Muda Mencoba Tidur di Lantai?
Ada beberapa alasan kenapa tren ini cepat menyebar di kalangan Gen Z dan milenial:
- Terinspirasi dari gaya hidup Jepang yang sederhana dan bersih.
- Praktis dan hemat ruang, cocok untuk kamar kos atau apartemen kecil.
- Sejalan dengan semangat decluttering dan no-buy lifestyle atau gaya hidup tanpa belanja barang baru.
- Bagian dari pencarian hidup yang lebih sehat, sadar, dan mindful.
Tantangan & Adaptasi: Tidak Semua Langsung Nyaman
Tidur di lantai bukan berarti langsung “rebahan di keramik”. Adaptasi jadi kunci agar tubuh tidak kaget dan merasa nyeri.
Tips Adaptasi Tidur di Lantai:
- Gunakan futon, yoga mat, atau matras tipis agar tubuh tetap nyaman.
- Pilih area tidur yang bersih, hangat, dan bebas lembap.
- Perlahan kurangi ketergantungan pada kasur tebal hingga tubuh terbiasa.
Perlu diingat, kualitas lantai sangat berpengaruh lantai yang terlalu keras atau dingin bisa berdampak buruk jika tidak dipersiapkan dengan baik.
Tren Global: Dari Jepang ke Dunia
Gaya tidur ini ternyata bukan cuma tren lokal. Di berbagai komunitas gaya hidup alternatif, terutama di Amerika Serikat dan Eropa, tidur di lantai jadi bagian dari "life reset routine".
Viralnya konten tentang tidur minimalis di TikTok dan YouTube turut mendongkrak popularitasnya. Banyak yang membandingkan gaya ini dengan tren silent meals (makan tanpa gadget) atau tantangan no-buy year.
Tidur di lantai mungkin terlihat sederhana, bahkan ekstrem bagi sebagian orang. Tapi tren ini membawa pesan yang lebih dalam tentang kesadaran hidup, kesehatan, dan minimalisme.
Meski tak cocok untuk semua, gaya hidup ini layak dicoba bagi kamu yang ingin lebih dekat dengan tubuh dan hidup yang lebih ringan.
Dan jangan lupa: setiap gaya hidup, sekecil apa pun, tetap butuh penyesuaian. Dengarkan tubuhmu, dan sesuaikan dengan kebutuhanmu.



