Sosialita vs Dompet: Gaya Mewah atau Tekanan Finansial?
Di balik gemerlap pesta dan unggahan OOTD berlabel mahal, tersimpan realita yang tak semua orang tahu. Banyak yang mengira bahwa setiap sosialita pasti berasal dari keluarga kaya atau punya saldo rekening tak terbatas.
Padahal, tak sedikit dari mereka yang harus berjuang menyesuaikan gaya hidup demi tetap diterima dalam lingkungan elit.
Fenomena "gaya harus sesuai circle" jadi tekanan tersendiri, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, atau Bandung.
Gaya Hidup Sosialita: Tampilan vs Kemampuan
Kemewahan yang Dipaksakan?
Tidak semua sosialita benar-benar mampu membiayai gaya hidupnya. Banyak yang rela berutang demi terlihat 'masuk' dalam circle mewah, bahkan harus berpura-pura happy di media sosial padahal sedang dikejar tagihan kartu kredit atau cicilan barang branded.
Media Sosial dan Standar Kemewahan
Instagram, TikTok, dan YouTube kini jadi ‘etalase’ gaya hidup mewah. Konten seperti unboxing tas branded, fine dining di rooftop hotel, atau liburan ke luar negeri bisa menciptakan ilusi bahwa hidup mewah adalah hal lumrah.
Namun di balik itu, banyak yang hanya ikut-ikutan tren tanpa mempertimbangkan kemampuan dompetnya.
Realita Finansial: Ketika Budget Tak Sejalan dengan Lifestyle
Harga Tampil “Kece”
Untuk tampil seperti sosialita, pengeluaran tidak sedikit. Mulai dari skincare high-end, fashion designer, hingga hangout di tempat hits.
Bahkan, dalam sebulan, pengeluaran bisa melebihi Rp10 juta hanya untuk menjaga citra.
Utang Demi Konten
Di lapangan, makin banyak kasus penggunaan pinjaman online atau paylater hanya demi menciptakan konten lifestyle.
Beberapa bahkan terjebak dalam utang konsumtif yang menumpuk, hingga mengalami krisis keuangan pribadi. Hal ini tak hanya berdampak secara ekonomi, tapi juga psikologis.
Tetap Kece Tanpa Bikin Dompet Jerit
Solusi: Fashion Pintar
Kamu tetap bisa tampil kece tanpa harus bikin kantong bolong. Gaya mix & match, belanja baju di thrift store, atau menggunakan jasa rental fashion bisa jadi alternatif.
Banyak influencer kini justru memilih sustainable fashion karena lebih ramah dompet dan lingkungan.
Personal Branding Lebih Penting
Tampil menarik tak melulu soal barang mahal. Yang lebih penting justru bagaimana kamu membangun citra diri yang kuat, kreatif, dan percaya diri.
Daripada pamer gaya hidup palsu, lebih baik tampil autentik dengan gaya yang sesuai kemampuan.
Ubah Pola Pikir
Mengganti mindset dari “gengsi dulu, bayar belakangan” ke “bijak dulu, tetap gaya kemudian” adalah langkah awal menuju kehidupan finansial sehat.
Literasi keuangan perlu jadi gaya hidup utama generasi muda saat ini.
Sudut Pandang Generasi Muda
Apa Kata Anak Muda?
Dalam wawancara singkat dengan beberapa mahasiswa di Malang, mereka menyatakan bahwa tekanan untuk terlihat glamor memang nyata.
Tapi kini mereka mulai berani melawan arus. “Aku lebih nyaman pakai lokal brand dan fokus ke kerjaanku. Capek kalau terus harus ikutin standar orang lain,” ujar Vira, mahasiswa komunikasi.
Dari Show-off ke Self-worth
Generasi muda perlahan mulai menggeser tren dari pamer kemewahan ke tampil sesuai jati diri. Banyak yang kini mengapresiasi kejujuran, kesederhanaan, dan kualitas personal dibanding barang mewah.
Gaya hidup sosialita memang menggoda, tapi bukan berarti harus mengorbankan stabilitas finansial. Di era serba konten ini, tampil kece tak selalu identik dengan harga selangit.
Justru, sosialita sejati adalah mereka yang mampu menjaga penampilan sambil tetap bijak mengelola keuangan. Karena gengsi boleh, asal jangan bikin dompet menangis.



