Terlalu Banyak Layer Skincare? Waspadai Malah Kusam
Layering skincare atau penggunaan produk perawatan kulit secara bertahap semakin populer, terutama sejak tren K-beauty merajalela.
Banyak orang kini merasa perlu memakai 5 hingga 10 lapis skincare setiap
harinya, berharap kulit glowing, kenyal, dan sehat. Tapi, pertanyaannya: apakah
semakin banyak produk yang digunakan, hasilnya otomatis lebih baik?
Nyatanya, terlalu banyak lapisan skincare justru bisa
membuat kulit malah kusam, iritasi, bahkan merusak skin barrier. Artikel ini
akan mengulas kenapa layering skincare perlu dilakukan dengan bijak.
Apa Itu Skincare Layering?
Definisi dan Tujuan
Skincare layering adalah praktik mengaplikasikan produk
perawatan kulit dalam urutan tertentu, dari tekstur paling ringan hingga yang
paling berat. Tujuannya adalah memaksimalkan penyerapan dan efektivitas
masing-masing produk.
Contoh Urutan Layering yang Umum
Biasanya dimulai dari:
- Toner
- Essence
- Serum
- Moisturizer
- Sunscreen
(pagi hari)
Setiap produk punya fungsi masing-masing, tapi saat terlalu
banyak dipakai bersamaan, justru bisa menimbulkan masalah.
Efek Negatif Layering yang Berlebihan
Kulit Terlalu Lembap Bisa Picu Masalah
Menggunakan terlalu banyak produk oklusif (seperti krim
berat) bisa membuat kulit terasa "berat", berminyak berlebih, dan
akhirnya memicu jerawat atau fungal acne.
Skin Barrier Melemah
Produk eksfoliasi yang digunakan terlalu sering atau
bersamaan bisa memperlemah lapisan pelindung kulit. Hasilnya? Kulit jadi mudah
iritasi, kemerahan, dan sensitif terhadap cuaca atau debu.
Penumpukan Produk
Jika tidak ada jeda waktu antara pemakaian produk, banyak
formula hanya "menumpuk" di permukaan kulit. Bukannya menyerap,
produk malah jadi penyebab pori tersumbat.
Reaksi Bahan Aktif
Misalnya, mencampur retinol dengan AHA/BHA atau vitamin C
tanpa pengetahuan cukup bisa menyebabkan iritasi hebat. Layering yang salah
bisa merugikan daripada menguntungkan.
Kenapa Kulit Malah Kusam Meski Pakai Banyak Skincare?
Efektivitas Produk Jadi Tumpang Tindih
Beberapa produk bisa menutupi atau menetralkan efek satu
sama lain. Misalnya, memakai banyak serum dengan kandungan serupa membuat kulit
"overloaded".
Kulit Stres Akibat Overstimulating
Kulit, layaknya tubuh, juga bisa lelah. Stimulasi berlebihan
membuat kulit kehilangan kemampuan alaminya untuk beregenerasi.
Gangguan Mikrobioma Kulit
Mikrobioma adalah ekosistem bakteri baik di kulit.
Penggunaan terlalu banyak produk bisa mengganggu keseimbangan mikrobioma dan
memicu kulit kusam, kasar, dan tidak sehat.
Efek Glowing Semu
Produk oklusif memang bisa memberi efek kilap sesaat. Tapi
itu bukan "glow" yang sehat. Dalam jangka panjang, bisa menyebabkan
kulit terlihat kusam dan teksturnya tidak merata.
Cara Cerdas Menyusun Rutinitas Skincare
Pahami Kebutuhan Kulit
Apakah kamu punya kulit kering, berminyak, kombinasi, atau
sensitif? Pilihan produk seharusnya disesuaikan, bukan ditiru dari tren.
Maksimal 3–5 Produk yang Saling Mendukung
Gunakan produk yang saling melengkapi, misalnya: gentle
cleanser, hydrating toner, serum antioksidan, dan pelembap. Di pagi hari,
jangan lupakan sunscreen.
Kualitas Lebih Penting dari Kuantitas
Satu serum yang tepat bisa lebih bermanfaat dari lima serum
dengan fungsi tumpang tindih. Investasi skincare harus fokus pada efektivitas,
bukan banyaknya produk.
Beri Jeda Waktu Antar Produk
Tunggu 30–60 detik sebelum menumpuk produk berikutnya. Ini
membantu penyerapan maksimal dan mencegah penumpukan bahan.
Hindari Kombinasi Aktif yang Berisiko
Jangan mencampur retinol, AHA/BHA, dan vitamin C tanpa
pengetahuan atau panduan dari profesional. Jadwalkan penggunaannya di hari
berbeda atau waktu berbeda (pagi/malam).
Layering skincare memang menjanjikan banyak manfaat. Namun,
terlalu banyak produk justru bisa jadi bumerang. Kulit malah kusam, lelah, dan
iritasi.
Fokuslah pada kebutuhan kulitmu, gunakan produk secukupnya,
dan biarkan kulit bernapas. Karena pada akhirnya, glowing yang sehat bukan soal
banyaknya produk, tapi konsistensi, kesabaran, dan pemahaman terhadap kulitmu
sendiri.