Mitos dan Fakta Properti yang Perlu Diketahui Sebelum Berinvestasi

Table of Contents

 

Mitos dan Fakta Properti yang Perlu Diketahui Sebelum Berinvestasi

Survei dari Indonesia Property Watch (2024) menunjukkan bahwa hampir 7 dari 10 calon pembeli rumah pernah mempercayai informasi yang keliru mengenai properti. Kesalahan informasi ini sering kali membuat mereka mengambil keputusan investasi yang tidak optimal, misalnya membeli rumah di lokasi kurang strategis, membayar harga terlalu tinggi, atau mengalami kesulitan saat menjual properti di kemudian hari.

Investasi properti tetap menjadi salah satu pilihan menarik di Indonesia karena pertumbuhan urbanisasi yang cepat, ditambah pembangunan infrastruktur yang terus berjalan, seperti jalan tol, MRT, dan kawasan komersial baru. Namun, di balik peluang tersebut, tersebar banyak informasi yang tidak sepenuhnya akurat. Mitos-mitos ini muncul dari berbagai sumber, mulai dari percakapan sehari-hari, promosi marketing yang berlebihan, hingga konten viral di media sosial. Jika tidak hati-hati, kepercayaan terhadap informasi yang salah ini dapat menimbulkan kerugian finansial yang signifikan.

Mitos Umum yang Sering Menyesatkan Pembeli

Mitos 1: Harga Properti Selalu Naik

Banyak orang berpikir bahwa harga properti pasti naik setiap tahun. Namun kenyataannya, berdasarkan laporan Bank Indonesia kuartal kedua 2024, kenaikan indeks harga properti residensial hanya 1,96% per tahun, lebih rendah dibanding 2,4% pada tahun sebelumnya. Anton Sitorus, Head of Research Colliers International Indonesia, menjelaskan:

“Pergerakan harga properti dipengaruhi kondisi ekonomi makro, tingkat suku bunga, dan daya beli masyarakat. Jadi, kenaikan tidak selalu signifikan setiap tahun.”

Hal ini menunjukkan bahwa harga properti sangat tergantung pada kondisi ekonomi dan kebijakan pemerintah, sehingga calon pembeli harus realistis dalam memperkirakan potensi keuntungan.

Mitos 2: Rumah Pinggiran Selalu Lebih Murah

Tidak semua rumah di pinggiran kota lebih terjangkau. Contohnya, BSD City di Tangerang kini memiliki harga properti yang bisa lebih tinggi dibanding beberapa wilayah di Jakarta Selatan. Hal ini karena adanya akses tol, fasilitas umum yang lengkap, dan lingkungan yang nyaman, sehingga kawasan ini menjadi menarik bagi pembeli dan investor.

Mitos 3: Properti Bekas Tidak Menguntungkan

Sering diasumsikan bahwa properti bekas selalu memberikan keuntungan rendah. Padahal, properti bekas yang terawat di lokasi strategis justru bisa memberikan return yang tinggi. Misalnya, data Rumah123.com menunjukkan bahwa properti bekas di dekat jalur MRT Jakarta mengalami kenaikan harga rata-rata 15% per tahun. Ini membuktikan bahwa potensi keuntungan tidak hanya ditentukan oleh status properti (baru atau bekas), tapi juga lokasinya.

Mitos 4: Investasi Properti Selalu Untung

Tidak ada investasi yang bebas risiko, termasuk properti. Risiko yang mungkin muncul antara lain sengketa tanah, masalah legalitas, perubahan tata ruang, hingga bencana alam. Investor perlu melakukan due diligence dan analisis mendalam sebelum membeli properti untuk meminimalkan risiko kerugian.

Jasa Pembuatan Website

Mitos 5: Membeli Selalu Lebih Baik daripada Menyewa

Membeli rumah tidak selalu pilihan terbaik bagi semua orang, terutama jika kondisi keuangan belum stabil. Menyewa bisa menjadi strategi cerdas untuk menjaga fleksibilitas finansial. Misalnya, seorang pekerja kontrak di Jakarta mungkin membayar sewa Rp3 juta per bulan, sementara cicilan KPR rumah serupa bisa mencapai Rp5 juta. Dalam situasi ini, menyewa memungkinkan pengelolaan keuangan lebih stabil tanpa tekanan cicilan besar.

Mitos 6: Lokasi Adalah Segalanya

Lokasi memang penting, tapi bukan satu-satunya faktor. Legalitas properti, kondisi bangunan, dan tren pasar juga memengaruhi nilai. Properti di lokasi premium tetapi memiliki masalah dokumen bisa sulit dijual atau mengalami penurunan harga.

Mitos 7: Properti Murah Selalu Menjanjikan Keuntungan

Harga rendah bukan jaminan investasi menguntungkan. Properti di kawasan yang stagnan atau minim fasilitas cenderung sulit dijual kembali dan berisiko stagnasi nilai. Oleh karena itu, calon pembeli harus mempertimbangkan potensi pertumbuhan kawasan sebelum membeli.

Mitos 8: Proses Pembelian Selalu Rumit

Tak sedikit orang ragu membeli properti karena prosesnya terdengar panjang dan membingungkan. Namun, dengan bantuan agen dan notaris berpengalaman, proses pembelian bisa cepat dan transparan. Saat ini, sistem digital memungkinkan pengajuan KPR dan tanda tangan dokumen secara online, bahkan dapat selesai dalam dua minggu, menurut Rini Wijaya, agen properti Jakarta.

Mitos 9: Investasi Properti Hanya untuk Orang Kaya

Investasi properti kini dapat diakses oleh masyarakat berpenghasilan menengah melalui berbagai skema, seperti KPR subsidi, KPR syariah, dan program pemerintah lainnya. Hal ini membuka peluang bagi lebih banyak orang untuk memiliki aset properti.


Studi Kasus: Kerugian Akibat Mitos

Seorang investor pemula membeli rumah di pinggiran kota dengan harapan harga meningkat karena rencana pembangunan pusat perbelanjaan. Namun, proyek tersebut batal karena masalah perizinan. Dua tahun kemudian, harga rumah stagnan dan properti sulit dijual. Yulia Safitri, notaris Jakarta, menegaskan pentingnya memeriksa dokumen legal dan rencana tata ruang resmi sebelum berinvestasi.

Tips Menghindari Kesalahan Persepsi dalam Properti

  1. Gunakan Jasa Profesional – Pilih agen dan notaris yang terpercaya untuk membantu verifikasi dokumen dan proses transaksi.
  2. Periksa Dokumen Legalitas – Pastikan sertifikat tanah terdaftar di BPN, serta IMB/PBG sesuai kondisi bangunan.
  3. Bandingkan Harga & Potensi Kawasan – Evaluasi pertumbuhan kawasan, bukan sekadar harga murah.
  4. Gunakan Data Terpercaya – Pantau riset dari REI, Colliers, Knight Frank, dan sumber resmi pemerintah.
  5. Pelajari Tren Pasar – Ikuti berita, analisis, dan laporan properti untuk menentukan waktu yang tepat membeli atau menjual.
  6. Jangan Terbawa Emosi – Keputusan harus berbasis data, bukan tekanan sosial atau perasaan sesaat.

Mitos dan Fakta Properti yang Perlu Diketahui
Properti untuk Pemula

Properti adalah aset berupa tanah atau bangunan yang bisa dimiliki, disewa, atau dikelola untuk berbagai tujuan. Jenisnya meliputi

  • Residensial: rumah tapak, apartemen
  • Komersial: ruko, kantor, pusat perbelanjaan
  • Industri: gudang, pabrik

Pemahaman jenis properti membantu calon pembeli menentukan strategi investasi sesuai kebutuhan dan kemampuan finansial.

Memahami mitos dan fakta seputar properti adalah langkah krusial untuk memastikan investasi aman dan menguntungkan. Lakukan riset pasar mendalam, gunakan jasa profesional, pantau data resmi, dan selalu pertimbangkan faktor risiko sebelum memutuskan membeli properti.


Apakah Anda pernah mempercayai mitos properti yang ternyata salah? Bagikan pengalaman Anda di kolom komentar agar lebih banyak orang dapat terhindar dari kesalahan serupa.


Sevenstar Digital