Cara Cerdas Mengurangi Kecemasan di Era Informasi
Di era serba terhubung, banjir informasi dari notifikasi, berita, dan media sosial sering memicu kecemasan, stres, dan rasa kewalahan. Fenomena ini disebut kecemasan informasi, yang muncul dari doomscrolling, perbandingan sosial, hingga FOMO. Solusinya bukan menghindari informasi, melainkan membangun hubungan yang lebih sehat dan cerdas dalam mengelolanya.
1.Jadilah Konsumen Informasi yang Sadar, Bukan Pasif
Sama seperti kita memilih makanan yang kita konsumsi, kita juga perlu memilih informasi yang kita "konsumsi". Jangan biarkan algoritma mendikte suasana hati Anda.
Jadwalkan Waktu Cek Berita/Medsos:
Alih-alih memeriksa ponsel setiap beberapa menit, tentukan waktu spesifik dalam sehari untuk membuka media sosial atau membaca berita, misalnya 15 menit di pagi hari dan 15 menit di sore hari.
Hindari Ponsel di Pagi Hari dan Sebelum Tidur:
Membuka ponsel sesaat setelah bangun tidur dapat memicu stres dan mengarahkan hari Anda ke arah yang reaktif. Sementara itu, paparan informasi (terutama yang negatif) sebelum tidur dapat mengganggu kualitas istirahat Anda.
Tanya "Mengapa?":
Sebelum membuka sebuah aplikasi, tanyakan pada diri sendiri, "Mengapa saya membuka ini? Apa yang saya cari?" Langkah sederhana ini dapat memutus siklus membuka ponsel tanpa tujuan.
2. Kurasi Ruang Digital Anda Secara Aktif
Linimasa atau feed media sosial Anda adalah taman digital Anda. Anda berhak menentukan apa yang tumbuh di sana.
Unfollow, Mute, atau Block Tanpa Rasa Bersalah:
Jika sebuah akun secara konsisten membuat Anda merasa cemas, iri, atau marah, berhentilah mengikutinya. Gunakan fitur "mute" untuk konten yang tidak ingin Anda lihat tanpa harus memutuskan pertemanan.
Follow Konten Positif dan Inspiratif:
Secara sadar, ikuti akun-akun yang membagikan konten tentang hobi Anda, seni, alam, humor, atau topik-topik yang membangkitkan semangat dan ketenangan.
Manfaatkan Fitur "Lists" atau "Favorites":
Di platform seperti X (dulu Twitter) atau Instagram, Anda bisa membuat daftar khusus untuk akun-akun terpenting (misalnya, keluarga atau teman dekat) sehingga Anda tidak perlu menelusuri seluruh feed yang ramai.
3. Tetapkan Batasan Digital yang Jelas (Digital Boundaries)
Batasan adalah bentuk penghargaan terhadap diri sendiri. Di dunia digital, batasan menjadi esensial untuk melindungi energi mental Anda.
Matikan Notifikasi yang Tidak Penting:
Sebagian besar notifikasi aplikasi dirancang untuk merebut perhatian Anda, bukan untuk memberi informasi krusial. Matikan notifikasi dari aplikasi media sosial, game, dan belanja. Biarkan hanya yang penting seperti telepon dan pesan singkat.
Ciptakan "Zona Bebas Gawai":
Tentukan area atau waktu di mana gawai tidak diperbolehkan. Contoh paling umum adalah di meja makan atau di kamar tidur. Ini mendorong interaksi tatap muka dan membantu otak untuk beristirahat.
Gunakan Mode "Do Not Disturb":
Manfaatkan fitur "Jangan Ganggu" atau "Fokus" di ponsel Anda saat bekerja, belajar, atau membutuhkan waktu tenang.
4. Ganti FOMO dengan JOMO (Joy of Missing Out)
FOMO adalah kecemasan bahwa Anda akan ketinggalan pengalaman berharga yang orang lain dapatkan. Lawanlah ini dengan JOMO, atau kebahagiaan karena tidak mengikuti semuanya.
Fokus pada Saat Ini:
Daripada khawatir tentang apa yang dilakukan orang lain, nikmati apa yang sedang Anda lakukan saat ini. Jika Anda sedang minum kopi, nikmati aromanya. Jika sedang berjalan-jalan, perhatikan lingkungan sekitar.
Sadari Bahwa Media Sosial Adalah Panggung Sorotan:
Ingatlah bahwa apa yang ditampilkan di media sosial sering kali merupakan versi terbaik dari kehidupan seseorang, bukan gambaran keseluruhannya.
Rayakan Keputusan untuk "Tidak Tahu":
Merasa bahagia karena tidak mengetahui gosip terbaru atau drama yang sedang tren adalah sebuah kebebasan. Ini berarti Anda memegang kendali atas perhatian Anda.
5. Verifikasi Sebelum Percaya dan Berbagi
Kecemasan juga dipicu oleh berita bohong (hoaks) dan disinformasi. Menjadi lebih kritis tidak hanya baik untuk masyarakat, tetapi juga untuk ketenangan pikiran Anda.
Cek Sumber Berita:
Apakah berita tersebut datang dari sumber yang kredibel? Berita yang hanya mengandalkan judul bombastis tanpa sumber yang jelas patut dicurigai.
Berpikir Kritis:
Apakah informasinya terlalu bagus atau terlalu buruk untuk menjadi kenyataan? Informasi yang memicu reaksi emosional yang ekstrem sering kali dirancang untuk menjadi viral, bukan untuk menginformasikan.
Kendali Ada di Tangan Anda
Kita tidak bisa menghentikan laju informasi, tetapi kita bisa belajar berselancar di atasnya, bukan tenggelam di dalamnya. Mengurangi kecemasan di era informasi bukanlah tentang menarik diri sepenuhnya dari dunia digital, melainkan tentang merebut kembali kendali.
Mulailah dengan satu atau dua langkah kecil dari daftar di atas. Dengan menjadi lebih sadar, menetapkan batasan, dan mengkurasi dunia digital secara aktif, Anda dapat mengubah hubungan Anda dengan informasi dari yang membuat cemas menjadi sesuatu yang memberdayakan. Pada akhirnya, ketenangan pikiran Anda jauh lebih berharga daripada notifikasi mana pun.
Penulis : Imel Mardiana Aulia Putri