Mengatasi Bayi Nangis Terus Tips dr. Bagus Budi Santoso, Sp.A untuk Orang Tua Baru
Menjadi orang tua baru adalah pengalaman penuh emosi:
bahagia, haru, sekaligus cemas. Salah satu tantangan terbesar di minggu-minggu
awal adalah ketika bayi menangis terus-menerus. Tangisan sebenarnya merupakan
bahasa alami bayi untuk berkomunikasi. Namun, apa jadinya bila bayi tetap
menangis meskipun sudah diberi makan, digendong, atau diganti popoknya? Apakah
itu normal, atau justru tanda masalah serius?
dr. Bagus Budi Santoso, Sp.A, seorang dokter anak yang
aktif memberikan edukasi seputar parenting, membagikan panduan lengkap tentang
cara memahami tangisan bayi, strategi menenangkannya, hingga kapan orang tua
harus segera membawa bayi ke dokter. Dengan pengetahuan yang tepat, orang tua
dapat menghadapi situasi ini dengan lebih tenang dan percaya diri.
Mengapa
Bayi Baru Lahir Sering Menangis
Tangisan adalah bentuk komunikasi utama bayi sejak lahir.
Melalui tangisan, bayi menyampaikan rasa lapar, ketidaknyamanan, rasa lelah,
atau sekadar butuh kehadiran orang tuanya. Menurut dr. Bagus, orang tua tidak
perlu langsung panik karena sebagian besar tangisan bersifat normal. Yang
dibutuhkan adalah kemampuan untuk mengenali penyebab tangisan tersebut.
Penyebab
Umum Bayi Rewel
Ada berbagai alasan mengapa bayi menangis. Beberapa yang
paling umum antara lain:
- Lapar
→ bayi butuh ASI atau susu formula.
- Popok
basah atau kotor → menimbulkan rasa tidak nyaman.
- Mengantuk
tapi sulit tidur → bayi sering menjadi rewel ketika kelelahan.
- Kedinginan
atau kepanasan → suhu ruangan yang ekstrem bisa membuat bayi gelisah.
- Butuh
perhatian → bayi ingin digendong, dipeluk, atau mendengar suara orang
tua.
Penting bagi orang tua untuk mengecek kebutuhan dasar bayi
terlebih dahulu sebelum menganggap tangisan sebagai tanda bahaya.
Tangisan
yang Perlu Diwaspadai
Meski umumnya normal, ada kondisi tangisan yang harus
diwaspadai. Orang tua perlu segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika bayi
menunjukkan tanda-tanda berikut:
- Demam
lebih dari 38°C.
- Bayi
tampak lemas atau sulit dibangunkan.
- Muntah
berulang atau muntah berwarna hijau.
- Perubahan
pola napas seperti napas cepat, tersengal, atau berbunyi.
- Bayi
menolak menyusu sama sekali.
Menurut dr. Bagus, gejala tersebut bisa mengindikasikan
masalah kesehatan serius yang perlu penanganan segera.
Cara
Menenangkan Bayi Menangis
Menghadapi bayi rewel membutuhkan kesabaran dan strategi
yang tepat. Beberapa cara berikut dapat dicoba oleh orang tua:
1.
Menggendong dengan Posisi Nyaman
Dekapan hangat orang tua membuat bayi merasa aman. Gendong
dengan posisi tegak atau telentang lembut, lalu ayunkan perlahan untuk
menenangkan.
2.
Menyusui
Selain memberi nutrisi, menyusui juga menenangkan bayi
karena adanya kontak kulit dan kehangatan. Proses ini memperkuat ikatan
emosional ibu dan bayi.
3.
Membungkus atau Swaddling
Membedong bayi dengan lembut dapat memberikan sensasi
seperti di dalam rahim. Bedong jangan terlalu ketat agar bayi tetap bisa
bernapas dan bergerak.
4.
Gunakan White Noise
Suara monoton seperti kipas, vacuum cleaner, atau aplikasi
khusus white noise dapat menenangkan bayi. Suara ini menyerupai kondisi dalam
rahim sehingga memberi rasa aman.
5.
Pijatan Lembut
Pijatan ringan di punggung atau kaki dapat membantu bayi
lebih rileks. Pastikan tangan orang tua dalam keadaan hangat sebelum menyentuh
kulit bayi.
Pentingnya
Rutinitas Tidur Bayi
Salah satu faktor yang sering membuat bayi menangis adalah
pola tidur yang belum stabil. Bayi baru lahir biasanya tidur 14–17 jam sehari,
namun tidak beraturan.
dr. Bagus menekankan pentingnya membangun rutinitas tidur
sejak dini. Beberapa tips yang bisa dilakukan:
- Ciptakan
suasana kamar tenang dengan lampu redup di malam hari.
- Bedakan
siang dan malam melalui pencahayaan.
- Jangan
mengajak bayi bermain terlalu lama menjelang tidur.
- Gunakan
suara lembut atau nyanyian untuk menenangkan.
Dengan pola tidur yang konsisten, frekuensi tangisan bayi
dapat berkurang.
Kapan
Orang Tua Harus Khawatir
Tidak semua tangisan bayi bisa dianggap normal. Ada situasi
tertentu yang memerlukan perhatian lebih.
Durasi
Tangisan Tidak Normal
- Menangis
lebih dari tiga jam sehari.
- Tangisan
terjadi hampir setiap hari tanpa sebab yang jelas.
- Bayi
tampak kesakitan, kaku, atau menggeliat terus-menerus.
Kondisi
Medis yang Bisa Menyebabkan Bayi Rewel
- Kolik:
biasanya terjadi pada usia 2 minggu hingga 4 bulan, ditandai tangisan
panjang terutama di sore hari.
- Infeksi:
misalnya infeksi telinga atau saluran kemih.
- Refluks
asam lambung: bayi menangis setelah menyusu karena perut tidak nyaman.
- Shaken
Baby Syndrome (SBS): kondisi berbahaya akibat bayi diguncang karena
frustasi menghadapi tangisan.
Peran
ASI Eksklusif dan Nutrisi
Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama memiliki
peran besar dalam menenangkan bayi. ASI membuat bayi kenyang lebih lama,
menurunkan risiko infeksi, dan memberikan kenyamanan emosional.
dr. Bagus menegaskan, menyusui juga membantu ibu melalui
kontak kulit yang meningkatkan hormon oksitosin. Hormon ini membuat ibu lebih
rileks dan memperkuat ikatan emosional dengan bayi.
Belajar
Menjadi Orang Tua yang Tenang
Menjadi orang tua bukanlah soal kesempurnaan, melainkan
proses belajar yang terus berkembang. Saat menghadapi bayi menangis, ada
beberapa hal yang perlu diingat:
Memahami
Pola Tangisan
Setiap bayi memiliki “bahasa tangisan” yang berbeda. Orang
tua perlu melatih kepekaan untuk mengenali pola ini. Seiring waktu, insting
akan semakin terasah.
Jangan
Panik, Latih Self-Compassion
Banyak orang tua merasa bersalah ketika bayi menangis
terus. Padahal, penting untuk tetap tenang dan penuh kasih pada diri sendiri.
Mengasuh bayi adalah perjalanan yang penuh tantangan, bukan ujian yang harus
sempurna.
Jangan
Ragu Meminta Bantuan
Jika merasa kewalahan, mintalah dukungan pasangan,
keluarga, atau teman dekat. Memiliki sistem pendukung membuat orang tua lebih
siap menghadapi momen sulit.
Bayi menangis adalah hal yang wajar dan merupakan cara
mereka berkomunikasi. Namun, penting bagi orang tua untuk memahami penyebab
tangisan, mencoba berbagai cara menenangkan, serta mengetahui kapan harus
segera berkonsultasi dengan dokter.
Dengan pengetahuan dan dukungan yang tepat, orang tua dapat
menghadapi fase awal pengasuhan dengan lebih percaya diri. Ingat, bayi tidak
membutuhkan orang tua yang sempurna, melainkan orang tua yang hadir dengan
penuh cinta, kesabaran, dan ketenangan.