Hijrah, Puasa Asyura, serta Amalan di Bulan Muharram: Dini Tahun yang Penuh Arti

Daftar Isi

Masing-masing pergantian tahun, biasanya kita padat agenda dengan resolusi mau lebih sehat, lebih produktif, maupun lebih aktif ibadah. Namun pernahkah kamu tahu kalau kalender Islam pula memiliki momen awal tahun yang sangat istimewa ialah bulan Muharram?

Bulan ini bukan semata-mata indikator tahun baru dalam Hijriyah. Ia sarat makna sejarah, dan amalan yang sangat disarankan dalam Islam. Apalagi Rasulullah ﷺ menyebut Muharram sebagai “Syahrullah”, maupun bulannya Allah. Kemudian apa makna dari bulan ini? Amalan apa saja yang bisa kita lakukan Dan apa hubungannya dengan hijrah?

Muharram: Bulan Allah yang Dimuliakan

Muharram merupakan salah satu dari 4 bulan haram dalam Islam, tidak hanya Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Bulan haram bukan berarti menakutkan, tetapi menunjukkan kesucian serta keutamaannya di sisi Allah SWT.

Diucap “Syahrullah” (شهر الله) karena ia merupakan bulan yang langsung berhubungan dengan nama Allah. Ini tidak terjalin pada bulan-bulan yang lain Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

“Sebaik-baik puasa sehabis Ramadan ialah puasa di bulan Allah, yakni yakni Muharram…”

(HR. Muslim)

Maknanya, bulan ini ialah waktu istimewa untuk meningkatkan ibadah, khususnya puasa sunnah, karena pahalanya berlipat ganda. Dan sebaliknya dosa pula jadi lebih besar apabila dicoba di bulan ini.

Hijrah: Bukan Semata-mata Pindah Tempat

Hijrah bukan cuma peristiwa sejarah kala Nabi Muhammad ﷺ pindah dari Mekkah ke Madinah. Dia merupakan tonggak peradaban Islam serta jadi titik dini penanggalan Hijriyah.

Namun hijrah pula mempunyai makna lebih dalam: pergantian spiritual. Kata Nabi,

“Orang yang berhijrah ialah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi, bulan Muharram dapat jadi momentum kita buat "hijrah" dari kerutinan kurang baik mengarah kebaikan. Dari lalai jadi sadar. Dari pasif jadi aktif mencari ridha Allah.

Puasa Asyura dan Tasu’a: Peluang Menghapus Dosa Setahun

Salah satu amalan sangat populer di bulan ini ialah puasa Asyura, ialah pada 10 Muharram. Nabi ﷺ bersabda:

“Puasa Asyura menghapus dosa setahun yang setelah itu"

(HR. Muslim)

Namun biar berbeda dengan tradisi Yahudi yang pula berpuasa pada 10 Muharram, Rasulullah ﷺ menyarankan buat menaikkan puasa pada 9 Muharram dikenal sebagai puasa Tasu’a). Ini menunjukkan keunikan ibadah umat Islam.

 

Niat puasa Asyura (10 Muharram):

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ عَاشُورَاءَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

saya niat  puasa Asyura, sunnah sebab Allah Ta’ala.”

 

Niat puasa Tasu’a (9 Muharram):

نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوعَاءَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

saya niat puasa Tasu’a, sunnah sebab Allah Ta’ala.”


Baca Juga: Puasa Ayyamul Bidh: 3 Hari “Putih” Penuh Berkah buat Umat Islam


 


 

Catatan: Pada tahun 2025, puasa Tasu’a serta Asyura diperkirakan jatuh pada Senin 6 Oktober (9 Muharram) serta Selasa 7 Oktober (10 Muharram), bergantung hasil rukyatul hilal.

Amalan Lain: Sedekah, Dzikir, serta Introspeksi

Tidak hanya puasa, bulan Muharram pula jadi waktu yang baik buat perbanyak amal saleh yang lain

            Sedekah, sekecil apa pula

            Doa dan dzikir, spesialnya di malam hari.

            Introspeksi diri, mengevaluasi ekspedisi hidup dan sasaran spiritual.

Sebagian ulama pula menganjurkan untuk menyantuni anak yatim serta memberi makan orang lain, terutama pada hari Asyura.

Muharram, Saatnya Hijrah Orang

Apabila biasanya tahun baru dirayakan dengan kegiatan maupun kembang api, Islam mengarahkan kita buat menyambut tahun baru Hijriyah dengan merenung dan memperbaiki diri. Inilah semangat hijrah yang sebetulnya

Mulailah dari mengenai kecil. Cobalah puasa satu hari. Sisihkan sedikit sedekah. Kurangi scroll media sosial, tambah waktu baca Al-Qur’an. Karena siapa tahu langkah kecil hari ini jadi dini dari pergantian besar besok

Selamat menyambut bulan Muharram. Mudah-mudahan kita segala bisa benar-benar berhijrah menuju jenis diri yang lebih dekat kepada Allah.

Sevenstar Digital